STANDAR KOMPETENSI
Memahami cara perkembangbiakan makhluk hidup
KOMPETENSI DASAR
- · Mengidentifikasi cara perkembangbiakan hewan
- · Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan
- · Mengidentifikasi cara perkembangbiakan manusia
INDIKATOR
- Mengidentifikasi berbagai cara hewan berkembang biak.
- Membedakan ciri-ciri antara hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur dan dengan cara melahirkan.
- Mengidentifikasi berbagai cara tumbuhan berkembang biak.
- Menyimpulkan bahwa tumbuhan berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif.
- Mengidentifikasi bagian-bagian bunga dan biji sebagai alat perkembangbiakan tumbuhan.
- Mengidentifikasi berbagai cara manusia berkembang biak.
PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan
Pertumbuhan
dan perkembangan hewan dimulai sejak terbentuknya zigot. Satu sel zigot
akan tumbuh dan berkembang hingga terbentuk embrio. Embrio akan
berdiferensi sehingga terbentuk berbagai macam jaringan dan organ.
Organ-organ akan menyatu dan bergabung menjadi janin. Janin akan
dilahirkan sebagai bayi. Kemudian, bayi tumbuh dan berkembang menjadi
anak-anak, remaja, dan dewasa.
Pada
siklus hidup hewan tertentu, terjadi perubahan bentuk tubuh dari embrio
sampai dewasa. Perubahan bentuk ini disebut metamorfosis. Metamorfosis
dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu metamorfosis sempurna dan tidak
sempurna.
Metamorfosis
sempurna dicirikan dengan adanya bentuk tubuh yang berbeda di setiap
fase metamorfosis. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna
adalah kupu-kupu dan katak. Tahapan metamorfosis kupu-kupu mulai dari
telur larva (ulat) pupa (kepompong) imago (dewasa).
Jika
diperhatikan ternyata dalam setiap fase metamorfosis kupu-kupu,
terlihat adanya perbedaan bentuk tubuh. Begitu juga dengan katak. Katak
mengalami metamorfosis sempurna mulai dari telur berudu (kecebong) katak
dewasa.
Metamorfosis
tidak sempurna ditandai dengan adanya bentuk tubuh yang sama, tetapi
ukurannya berbeda pada salah satu fase metamorfosis. Contohnya adalah
belalang dan kecoa. Belalang mengalami metamorfosis yang dimulai dari
telur nimfa imago (dewasa). Nimfa memiliki bentuk tubuh yang sama dengan
serangga dewasa, tetapi memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil.
Faktor-faktor
yang mempengaruhipertumbuhan dan perkembangan hewan dapat dibagi
menjadi dua, yaitu: faktor internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi gen dan hormone. Faktor eksternal meliputi air, makanan, dan
cahaya.
1. Gen
Gen
merupakan faktor keturunan yang diwariskan dari orang tua (induk) kepada
keturunannya. Gen akan mengendaalikan pola pertumbuhan dan perkembangan
hewan.
2. Hormon
Hormon
merupakan senyawa organik yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan
hewan adalah hormon somatotrof (hormon pertumbuhan). Bila hewan
kekurangan hormone pertumbuhan, maka pertumbuhan akan terhambat sehingga
badannya kerdil. Bila kelebihan hormon pertumbuhan, maka akan mengalami
pertumbuhan raksasa.
3. Makanan
Makanan sangat diperlukan oleh hewan. Makanan digunakan sebagai zat pembangun tubuh dan sumber energi.
4. Air
Air
merupakan pelarut dan media untuk terjadinya reaksi metabolisme tubuh.
Reaksi metabolisme ini akan menghasilkan energi, membantu pembentukan
sel-sel yang baru, dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
5. Cahaya Matahari
Cahaya matahari sangat diperlukan dalam pembentukan vitamin D. Vitamin itu diperlukan dalam pembentukan tulang.
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Setelah
terjadinya penyerbukan, inti generatif serbuksari akan membelah menjadi
dua sel sperma (gamet jantan). Satu sperma membuahi sel telur untuk
membentuk zigot. Sperma yang lain menyatu dengan kedua inti sel yang
terdapat di tengah kantung embrio untuk membentuk endosperma. Penyatuan
dua sperma dengan sel-sel yang berbeda dalamkantung embrio disebut
pembuahan ganda. Setelah fertilisasi ganda, bakal biji akan berkembang
menjadi biji dan bakal buah akan berkembang menjadi biji dan bakal buah
akan berkembang menjadi buah.
1. Struktur Biji
Embrio
dikelilingi oleh kotiledon dan endosperma yang merupakan persediaan
makanan. Embrio dan persediaan makanannya terbungkus oleh selaput biji.
Bila kita membuka biji kacang (dikotil), terlihat bahwa embrio melekat
pada kotiledon. Di bawah titik pelekatan embrio dan kotiledon, terdapat
sumbu embrionik yang disebut hipokotil. Di bawah hipokotil, terdapat
radikula yang merupakan bakal akar. Bagian sumbu embrionik di atas
kotiledon adalah epikotil. Pada ujungnya terdapat plumula yang merupakan
bakal daun.
Pada
biji kacang-kacangan, kotiledon berdaging sebelum biji berkecambah.
Namun, kotiledon biji jarak sangat tipis dan mempertahankan persediaan
makanannya di endosperma. Kotiledon ini akan menyerap zat-zat makanan
dari endosperma dan memindahkannya ke embrio ketika biji jarak mulai
berkecambah. Anggota famili rumput-rumputan memiliki kotiledon khusus
yang disebut skutelum. Skutelum akan menyerap zat-zat makanan dari
endosperma selama perkecambahan. Embrio biji rumput-rumputan terbungkus
oleh lapisan koleorhiza dan koleoptil. Koleorhiza melindungi akar dan
koleoptil melindungi tunas embrionik.
2. Perkecambahan Biji
Perkecambahan
biji bergantung pada imbibisi. Imbibisi merupakan penyerapan air oleh
biji. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang, memecahkan kulit
biji, dan memicu perubahan metabolic
pada
embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhannya.
Zat-zat makanan dipindahkan dari endosperma atau kotiledon ke bagian
embrio yang sedang tumbuh.
Organ
pertama yang muncul dari biji yang berkecambah dinamakan radikula
(bakal akar). Pada tanaman buncis, hipokotil akan tumbuh dan mendorong
epikotil dan kotiledon ke atas permukaan tanah. Selanjutnya plumula yang
terletak di ujung epikotil, akan berkembang menjadi daun pertama. Daun
ini terus tumbuh dan berkembang menjadi hijau dan mulai berfotosintesis.
Kotiledon akan layu dan rontok dari biji karena cadangan makanannya
telah dihabiskan oleh embrio yang berkecambah.
Perkecambahan
biji yang disebabkan oleh pertumbuhan hipokotil yang mendorong
kotiledon dan epikotil ke atas permukaan tanah ini disebut tipe
perkecambahan epigeal.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
a. Faktor internal
1.) Gen
Ukuran,
bentuk, dan kecepatan tumbuh dikendalikan oleh gen-gen yang terdapat di
dalam kromosom. Gen-gen tersebut diariskan dari induk tumbuhan kepada
keturunannya. Gen-gen tersebut akan mengatur pola dan kecepatan
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
2.) Hormon
Hormon
merupakan senyawa organic yang mengatur pertumbuhan tumbuhan. Hormon
juga dikenal sebagai zat tumbuh. Ada lima hormone tumbuhan, yaitu
auksin, giberalin, sitokinin, asam absisat, dan etilen.
*
Auksin terdapat di embrio biji, meristem apical, dan daun-daun muda.
Berfungsi untuk merangsang pemanjangan batang; pertumbuhan,
diferensiasi, dan percabangan akar; dominansi apical; dan merangsang
pembentukan bunga dan buah. Auksin yang terdapat pada ujung batang
(meristem apikal) dapat menghambat pertumbuhan tunas cabang. Keadaan ini
disebut dominansi apikal. Karena itu, tumbuhan dapat tumbuh lurus dan
tinggi.
*Giberelin terdapat
pada meristem apikal akar, meristem apikal batang, dan daun. Giberelin
berperan dalam mempercepat perkecambahan biji dan tunas; pemanjangan
batang; pertumbuhan raksasa; terbentuknya buah yang besar dan tidak
berbiji; dan merangsang perbungaan.
*Sitokinin dihasilkan
pada bagian akar dan diangkut ke organ lainnya. Sitokinin berperan
dalam pertumbuhan akar; merangsang pembelahan dan pertumbuhan sel;
menghambat penuaan; menghambat dominasi apikal; dan mengatur pembentukan
bunga dan buah.
*Asam
absisat terdapat pada daun, batang, akar, dan buah. Asam absisat
berperan dsalam menghambat pertumbuhan ketika keadaan lingkungan tidak
memungkinkan (cekaman lingkungan) dan penutupan stomata selama
kekurangan air.
*Etilen terdapat
pada buah yang matang, batang, daun, dan bunga yang sudah tua. Etilen
berperan dalam pematangan buah dan pengguguran daun dan bunga.
b. Faktor eksternal
1.) Air dan mineral
Tumbuhan
memerlukan air dan mineral untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Air
dan mineral diserap dari dalam tanah oleh akar. Air berfungsi sebagai
pelarut dan untuk fotosintesis. Mineral seperti karbon, nitrogen,
fosfat, kalsium, dan magnesium berguna sebagai bahan pembangun tubuh
tumbuhan.
2.) Kelembapan
Kelembapan
menunjukkan kandungan air di tanah dan udara. Bila kelembapan rendah,
transpirasi akan meningkat sehingga penyerapan air dan mineral semakin
banyak. Keadaanini dapat memacu laju pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
3.) Cahaya
Cahaya
matahari sangat diperlukan dalam proses fotosintesis. Proses ini
menghasilkan makanan yang dapat digunakan untuk mendapatkan energi dan
membangun tubuh.
4. Metagenesis
Siklus
hidup tumbuhan memperlihatkan suatu pergiliran keturunan (metagenesis).
Pergiliran keturunan meliputi fase gametofit dan sporofit. Fase
gametofit atau fase generatif merupakan tahap menghasilkan gamet
haploid. Fase sporofit atau fase vegetatif merupakan tahap menghasilkan
spora. Gametofit menghasilkan gamet haploid yang menyatu membentuk
zigot. Zigot berkembang menjadi sporofit diploid. Pembelahan sporofit,
menghasilkan spora yang menghasilkan generasi gametofit berikutnya.
Tumbuhan lumut dan paku mengalami pergiliran keturunan. Pada tumbuhan
lumut, gametofit merupakan tahapan dominant dan dapat diamati. Sedangkan
pada tumbuhan paku, sporofit merupakan tahapan dominant dan dapat
diamati.
C. Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
1. Perkembangan Embrio dalam Rahim
Embrio
yang menempel pada rahim (uterus) terus tumbuh dan berkembang sampai
terbentuk dua bagian utama sel dan jaringan. Bagian pertama berupa
embrio yang akan menjadi janin, bagian lain akan membentuk membran
ekstraembrio. Membran ekstraembrio ini selanjutnya membentuk amnion dan
tali pusat yang merupakan penghubung antara embrio dengan jaringan
induknya.
Fungsi
plasenta dan tali pusat adalah untuk mengalirkan makanan dan oksigen
dari induk ke embrio serta mengalirkan sisa-sisa metabolisme embrio ke
peredaran darah induknya. Perkembangan embrio selanjutnya adalah sebagai
berikut.
pada umur empat minggu, janin sudah memperlihatkan pertumbuhan mata dan telinga;
pada
umur kira-kira 8 minggu, janin sudah mirip dengan bayi dengan kepala
lebih besar, mata, telinga, hidung, jari tangan dan jari kaki mulai
terlihat;
pada umur 10 minggu, panjang embrio kira-kira 6 cm, ukuran kepala masih lebih besar dari badannya;
pada umur kira-kira 8 bulan (32 minggu), panjang janin kurang lebih 40 cm;
pada
umur kira-kira 9 bulan, bayi mencapai perkembangan yang sempurna dan
panjangnya kira-kira 50 cm serta beratnya + 3 kg. Begitu bayi siap untuk
dilahirkan otot-otot pada rahim berkontraksi secara teratur dan
mendorong bayi keluar dari rahim melalui vagina.
2.
Tahapan Perkembangan Manusia Pada masa pubertas, terjadi pertumbuhan
sekunder dan pematangan organ kelamin manusia sehingga mampu
bereproduksi atau manghasilkan keturunan.
0 comments:
Post a Comment